Dalam peta Belanda hooglakte van Bandoeng atau wisata yang dihubungkan oleh jalan raya/kendaraan roda empat (auto-wegenkaart), sekitar tahun terbit 1930-an. Dalam peta tersebut menuliskan Warme bron atau sumber mata air panas. Terletak di sebelah timur Bandung, atau dibagian timur dari Statsiun Rancaekek. Dituliskan juga dalam panduan wisata kota Bandung dan sekitarnya, Gids van Bandoeng en Omstreken (1921). Reitsma, S.A selaku walikota Bandung pada masa kolonial, menuliskan keberadaan pemandian air panas yang terletak di sebelah kanan (selatan) dari jalan raya Rancakekek arah ke Garut.

Keberadaan sumber mata air panas ini saat ini sudah tidak ada, mengingat kondisi lahannya sudah berubah menjadi kawasan hunian dan perumahan. Menyisakan tanah lapang yang telah ditimbun untuk perluasan perumahan, sebagian lagi masih terlihat danau kecil yang terbagi menjadi dua segmen dipotong oleh pemukiman warga. Keberadaan sumber mata air panas tersebut bisa diduga berkaitan dengan struktur lokal yan terdapat di sekitar Rancaekek. Dilokasi didapati tiga perbukitan intrusi batuan beku, bila sepintas berwarna abu-abu terang. Diperkirakan merupakan intrusi dangkal yang disusun oleh batuan beku, andesitik. Sehingga bisa saja kemunculan sumber mata air panas tersebut berkaitan dengan sistem sesar lokal. Dugaan lainya adalah berkaitan dengan sistem gunungapi, tetapi jarak terdekat dari gunungapi adalah G. Manglayang yang jauh berada di sebelah utara.

Sumber mata air panas tersebut dilaporkan tidak lagi muncul. Menurut warga terjadi di masa orang tua mereka berada, atau kurang lebih pascakemermedekaan sekitar awal tahun 70-an. Hilangnnya air panas tersebut bisa diakibatkan oleh perubahan lahan di permukaan, pengambilan air berlebihan oleh pabrik dan industri yang berkembang sejak awal tahun 80-an. Keberadaan bukti sumber mata air panas tersebut kini hanya cerita saja, diabadikan dengan nama jalan Cipanas, di Rancaekek, Kabupaten Bandung.

Danau Cipanas di Rancaekek, Kab. Bandung. Disekitar danau ini didapati sumber mata air panas. (c)Deni Sugandi