Masyarakat menyebutnya gua Tasbeh, diartikan demikian merujuk cerita rakyat. Dikisahkan bahwa gua tersebut digunakan lokasi singgah Syech Abdul Muhi, penyebar agama Islam di Tasikmalaya selatan.

Mulutnya guanya beridameter kurang lebih 10 meter, tinggi 5 meter dan lebar 2 meter. Disusun oleh batugamping foraminifera, dan batugamping pasiran Formasi Kalipucang. Umurnya Miosen Tengah. Berbentuk lorong panjang, menidikasikan sistem sungai bawah tanah yang aktif setelah proses pengakatan tektonik sekitar 5 juta tahun yang lalu. Setelah terangkat di darat, kemudian terjadi proses karstifikasi atau pelarutan oleh air meteorik. Prosesnya sangat panjang, sehingga ternbentuk kolom, dan lorong dan sedikit berkembang ornamen gua.

Gua yang terletak di hutan adat Cigandasoli, Desa Mandalamekar, Jatiwaras, Tasikmalaya. Dianggap sebagai Gua batu gamping ini, berdiameter 10 meter, didapati chamber di area remang-remang. Menurut penuturan warga, gua ini bercabang dan belum pernah dieksplorasi. Area masuk pernah ambruk, kemudian membentuk ruang lebar 20 meter, dan terbuka. Akses menuju lokasi bisa ditempuh dari Desa Mandalamekar, kurang lebih 5 km menyusuri persawahan dan perkebunan.

Hingga kini gua tersebut belum dimanfaatkan secara khusus, baik untuk penelitian atau wisata minat khusus penelusuran gua.

Rida, anggota konservasi Mitra Alam Munggaran Mandalamekar, duduk di mulut gua Walet Mandalamekar. (c)Deni Sugandi