Dun Simpur atau dalam bahasa Belitung disebut Simpor, adalah pohon dicirikan dengan daun lebar. Oleh Masyarakat di pulau Belitung dimanfaatkan sebagai pembungkus makanan, nasi, tempe hingga lauk pauk, dengan tujuan menjadi wangi. Bunga simpur sering juga disebut sempur atau simpu, merupakan tumbuhan yang biasanya tumbuh di rawa atau dataran rendah yang banyak air. Ukuran batang pohon cukup besar, dengan tinggi tanaman mencapai sekitar 15 meter. Pohon simpu memiliki banyak cabang, yang dapat digunakan sebagai kayu bakar. Meskipun kuat, tapi kayu simpur biasanya bengkok. Jadi, jarang dipakai sebagai bahan bangunan. Kulit pohonnya tebal, retak-retak, warnanya coklat bercampur merah atau abu-abu. Kulit batang ini mengandung getah cair. Ukuran daunnya lebar, dengan tangkai bersayap tidak ada penopang. Ciri-ciri tanaman simpur yang mudah dikenali adalah bunganya yang tumbuh di ujung ranting, dengan sepal bulat berwarna hijau kekuningan. Mahkota bunga memiliki bentuk oval, dengan warna putih. Ketika buahnya membuka, maka bentuknya mirip dengan bintang. Rasa buah ini agak masam, tapi dapat dikonsumsi dengan aman. Dalam bahasa latin, tanaman simpur disebut Dillenia indica masih tergolong keluarga dilleniaceae. Tumbuhan ini berasal dari Indonesia, kemudian menyebar ke segala penjuru dunia termasuk India dan Vietnam.