Pada Umur Miosen, sebagian besar Jawa Barat bagian utara tenggelam di bawah gelombang laut dalam. Seiring waktu diendapkanlah lanau, lempung dan pasir saling berselang-seling. Kondisi demikian menandakan kondisi laut sedang tenang. Diendapkan horisontal, dan seiring waktu material lepas tersebut memadat mejadi batu akibat kondisi temperatur dan tekanan yang rendah. Terjadi dalam proses waktu yang sangat lama. Kemudian akibat aktivitas tektonik sekitar 10-5 juta tahun lalu, batuan sedimentasi tersebut, tersingkap ke permukaan bumi. Kondisinya terlipat dan terbentuk struktur-struktur, membentuk perbukitan yang terlipat. Sebagian hilang akibat erosi, meninggalkan bentuk struktur perlapisan tegak yang bisa disaksikan kini di anak sungai DAS Ci Lutung.
Buktinya bisa disaksikan disekitar wilayah Babakan Jawa hingga ke arah selatan di Cimaningtin. Singkapan terbaik adalah ada di DAS Ci Lutung, segmen Babakan Jawa. Disusun oleh perselingan batulempung, batupasir, merupakan endapan tertua yang tersingkap oleh erosi sungai. Dalam peta Geologi Lembar Arjawinangun (Djuri, 1973), mengelompokan ke dalam Formasi Cinambo. Penamaan tersebut sesuai dengan lokal tipe yang ideal di sekitar Ci Nambo Sumedang, yang kini telah tenggelam kembali oleh waduk Jatigede.
Formasi Cinambo memiliki rentang waktu pembentukan antara Miosen Akhir hingga Pliosen Awal. Dicikan dengan endapan-endapan siliciclastic laut dalam, berupa perselingan batulempung, batulanau, dan batupasir. Dibeberapa bagian ditemuai tektur konglomerat dan breksi.
Singkapan Formasi Cinambo disekitar Desa Babakan Jawa, bisa diitepretasi diendapkan pada sistem kipas laut dalam (submarine fan system), dari kipa laut dalam bagiantengah hingga bagian atas (Rahmanugraha dkk., 2021).
Tapakbumi demikian menjadi daya tarik geowisata. Saat ini telah diupayakan mejadi destinasi wisata berbasis kembumian secara mandiri oleh Abah Eda, kang Fuad dan mas Edi dan kawan-kawan dari Pemandu Geowisata Indonesia Majalengka. Di Babakan Jawa, fitur bumi lainya yang bisa disaksikan diantaranya adalah perbukitan intrusi dengan struktur kekar kolom di G. Balai, dan bongkah-bongkah batu yang menyerupai bentuk mamalia besar, menempati bagian puncak G. Karang, Desa Babakan Jawa, Majalengka.