Gunung Geulis 1281 m dpl. berada ditepi Cekungan Bandung bagia timur. Pada dua lembar peta lama tahun 1907, di lembar Linggar dan lembar Tanjoengsari, penerbitan Topographisch Bureau, herzien in de jaren. Menuliskan dua nama, penyebutan G. Geulis saat ini, dipeta tersebut dituliskan Boekit Djarian 1281 m dpl. Masih dipeta yang sama, untuk penyebutan Bukit Jarian, sebelumnay ditulis G. Iwir-Iwir 1171 m dpl.
Dalam peta geologi Lembar Bandung (Silitonga, 1973) dituliskan Bukijarian. Disusun oleh batuan gunungapi muda, disusun lava (Qvl). Umurnya adalah Kuarter. Dicirikan sebagain besar tubuhnya menyingkapkan blok lava masif yang pernah menjadi lokasi tambang pasir dan batu di Jatiroke.
Ekspresi morfologinya memperlihatkan bentuk melingkar, dikelilingi oleh gawir kawah di bagian luarnya. Menandakan gunungapi ini meletus dalam dua kali fase. Fase pertama adalah pembentukan gunungapi di lingkar luar yang kini ditempati oleh G. Bukitjarian. Bisa disebut fase pertama PraGeulis, dengan lebar lingkar timur-barat sekitar 2.75 km, dan utara-selatan sekitar 2.9 km. Keliling lingkarnya sekitar 10 km, menempati hampir 650 ha.
Jejak gawir kawahnya masih terlihat hanya di bagian utara-barat dan selatan. Sedangkan bagian baratnya telah tertutupi produk yang baru. Diantaranya puncak G. Bukitjarian yang memanjang baratlaut-tenggara, mulai dari Cinanjung hingga Cikahuripan. Kemudian dibagian selatannya terlihat kerucut disekitar Cikahuripan hingga Sawahdadap.
Fase ke-dua adalah pembentukan G. Geulis, berupa letusan eksplosif yang menghasilkan aliran dan jatuha piroklastik, abu dan lava. Fase penutupnya adalah pembentukan kubah lava.
Produk aliran lavanya tebal, tersingkap di lereng sebelah tenggara hingga timur. dimanfaatkan menjadi area tambang batu yang kini telah berhenti kegiatannya sejak 2013. Sedangkan disebelah selatannya disusun piroklastik, batuan vulkanik lepas yang belum terkonsolidasi dengan baik.
Akibatnya terjadi gerakan tanah di Cihanjuang, Cimanggung pada 2021. Menewaskan 40 orang, akibat kondisi geologi. Pemicunya air hujan yang menyusup dan menjadi bidang gelincir. Kemudian pengelolaan sistem drainase yang buruk, serta pembebanan pada lereng akibat pembangunan perumahan dibagian atasnya. Pengembang perumahan PT Amaka Pondok Daud dan PT Satria Bumintara Gemilang, kurang memperhatikan tata lingkungan.
Di sebelah timur G. Geulis, didapati perbukitan dengan kerucut tajam. Disebut G. Aseupan atau Pasir Sumbul. Disebut demikian karena menyerupai alat memasak nasi, dengan bentuk kerucut. Keberadaan G. Aseupan, diduga kerucut sinder atau disebut juga kerucut bara. Merupakan bagian dari sistem G. Geulis, di sebelah timur. Disebut juga kerucut monogenesis, gunungapi yang mengalami letusan singkat, dicirikan denga produk berupa skoria.
Ciri lainya adalah kemiringan lerengnnya 30-40 derajat, denga permukaan tepi yang hampi melingkar. Tinggianya tidak lebih dari 300 higga 400 meter, dengan tepinya berbentuk kerucut simetris.
