Bentang alam perbukitan tampak lenggang, jarang pohon. Lahannya gundul sepanjang masa, menembus dari masa kolonial hingga kini. Perbukitan di sekitar Cikawari Tonggoh, Desa Mekarmanik, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung. Terlihat lahannya terbuka, bila memasuki musim hujan berubah menjadi ladang pertanian sayuran. Dikelola secara kolektif oleh warga yang menempati bidang lereng, berbatasan dengan hutan produksi. Dikelola oleh Perum Perhutani, Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Bandung Utara.
Lerengnya berupa perbukitan dan lembah, melandai ke arah selatan. Ke arah utaranya merupakan perbukitan yang memanjang barat-timur, bagian dari sistem Sesar Lembang. Struktur yang terbentuk seiring tumbuhnya G. Prasunda-Sunda, sekitar Pleistosen atau sekitar 700 – 500 ribu tahun yang lalu. Memenguk blok yang naik di bagian Bandung, dan blok yang turun di sebelah utara atau bagian Lembang.
Dalam penelitian Soetoyo dan Hadisantono (1992). Sebagian besar kawasan Bandung Utara, khususnya wilayah Cimenyan, disusun oleh batuan aliran lava (Sl). Dari hasil kegiatan letusan efusif G. Sunda, antara 560 ribu hingga 210 ribu tahun yang lalu. Singkapan lava nya terlihat dengan baik di Curug Cisanggarung, berupa lava masif (pejal), dan dalam bentuk blok-blok (blocky). Dari arah alirannya berasal dari utara, ke selatan. Disusun oleh aliran lava andesit berwarna abu-abu, bertekstur porfiritik, komposisi mineralnya plagioklas, biotit, piroksen, dan amfibol (Fajar Putra, dkk., 2021). Hadir berupa struktur kekar berlembar (sheeting joint), deformasi yang terbentuk pada saat pembekuan lava.
Cimenyan dinaungi jajaran perbukitan, diantaranya G. Pulosari 1858 meter dpl., sebelah timur. Kemudian Pasir Malang 1635 meter dpl., sejajar dengan Pasir Panggung 1507 meter dpl. Diantara tinggian tersebut mengalir sungai yang berasal dari mata air di hulu. Diantaranay Ci Pamoyanan, Ci Oraytapa yang berasal dari tinggian Arcamanik. Kemudian ke arah baranya mengalir Ci Saranten. Semua anak sungai tersebut, bergabung di Ci Suranten dan Ci Laja. Perjalannyanya membelah Pasir Panyandaan (Panyandakan), mengalir ke arah selatan, mengikuti lembah hingga Sindanglaya. Merupakan tekuk lereng, disusun oleh batuan vulkanik tua, bertemu dengan aluvial. Alirannya lambat, sehingga mengendapan sedimen disepanjang perjalanannya, dicirikan dengan ukuran sungai lebih lebar dengan arus melambat.
Alirannya bergabung dengan Ci Pamokolan, di Cisaranten Kulon. Selanjutnya bergabung dengan Ci Kapundung Kolot, Daerah Aliran Sungai/DAS Ci Tarum. Wilayah dataran ini ditempati sawah, menghampar seluas mata memandang. Dari Gedebage hingga ke sekitar Ciparay. Kawasan ini menjadi sering terlanda banjir, akibat luapan anak sungai yang masuk ke Ci Tarum. Terjadi akibat kiriman air dari hulu, disertai masuknya musim penghujan. Terjadi pada awal bulan Maret 2025. Merendam sebagian besar Dayeuhkolot, Bojongsoang, Baleendah, hingga Ciparay.
Dari asal-usul sungai yang berasal dari utara, menegaskan bahwa Cimenyan merupakan daerah imbuhan. Resapan air di Kawasan Bandung Utara, memberikan penghidupan bagi warga yang menempati Cekungan Bandung. Alih fungsi lahan dari kawasan hijau, kini menjadi tanaman beton yang merambah hingga lereng perbukitan. Bisnis properti tidak lagi berpihak kepada lingkungan, karena digerakan oleh uang. Dari pengelolaan tata ruang di KBU, kemudian bersalin rupa menjadi pengelolaan tata uang. Pembangunan infrastruktur tidak terkendali, menyumbang bencana banjir setiap tahun.
Saat ini sungai-sungainya mengering, meninggalkan dasar batuan gunungapi. Tanda hulu sungai terganggu, akibat perubahan tata guna lahan. Akibat penggundulan, menjadi masalah pada saat memasuki musim hujan. Akibat air yang dijatuhkan dari langit, tidak terjadi resapan. Sehingga air permukaan mengalir pada sungai-sungai kecil, disebut run off. Sungai meluap di hilir, akibat badan sungai semakin menyempit. Kondisi demikian disebabkan hunian warga yang semakin mendesak hingga bantaran sungai.
Selain menyempitnya lebar sungai, pendakalan pun terjadi. Akibat material sedimen dihulu, dibawa hingga ke hilir. Ditambah kurangnya perhatian pada pemeliharaan sungai, menyebabkan daya tampungnnya menurun sehingga meluap menyebabkan banjir di hilir.
Dengan demikian perlunya penataan kembali Kawasan Bandung Utara, khususnya wilayah Cimenyan. Seperti yang tertuang dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat, Nomor 2 Tahun 2016. Meliputi punggungan topografi yang menghubungkan puncak di kompleks kaldera Sunda, G. Tangkubanparahu dan G. Manglayang. Di atas garis elevasi 750 meter dpl. Termasuk di dalamnya wilayah Kecamatan Cimenyan, meliputi Desa Ciburial, Cikadut, Cibeunying, Padasuka, Desa Mandalamekar, Desa Mekarmanik, sebagian Desa Mekarsaluyu dan sebagian Desa Sindanglaya.

