Sisa tambang minyak yang dikerjakan oleh Kolonial. Saat ini ditambang melalui cara tradisional oleh masyarakat di Wonocolo, Bojonegoro, Jawa Timur. Pengerjaan penambangan menggunakan tenaga manusia, dengan cara tabung minyak ditarik oleh manusia. Beberapa lubang dikerjakan dengan cara memanfaatkan tenaga mesin truk. Dibutuhkan tenaga kuat manusia, untuk menarik tabung minyak mentah dari dalam lubang sumur.
Ada tiga pihak yang terlibat dalam tim; para pekerja atau petambang, pemilik modal perlengkapan dan pihak penjual atau penerima minyak mentah atau lantung. Minyak mentah atau disebut lantung, kemudian disuling melalui metode sublimasi. Dibutuhkan teknologi sederhana, berupa drum kaleng ukuran besar, sumber tungku api, dan pipa besi untuk menyalurkan uap air. Minyak mentah didihkan didalam drum kaleng, kemudian uapnya disalurkan melalui pipa yang didinginkan dengan cara direndam menggunakan air. Di ujung pipa, uap hasil sublimasi tersebut kemudian menjadi cair.
Hasil penyulingan kualitas pertama berupa minyak tanah atau kerosen, dan produk kedua adalah solar. Minyak hasil penyulingan tersebut kemudian dijual melalui jalur distribusi lokal, kemudian didistribusikan oleh masyarakat lokal. Kualitas terbaik kemuian dijual ke pihak Pertamina.
Saat ini kawasan eksplorasi minyak lokal kian tercemar, karena para petambang kurang memperhatikan limbah yang dihasilkan oleh kegiatan penambangan. Pencemaran tersebut tidak bersifat lokal, namun telah menyebar sesuai jumlah titik sumur yang dikerjakan secara manual.