Merupakan akhir perjalanan panjang Ci Tarum, di utara Bekasi, Jawa Barat. Aliran sungai ini berawal dari Gunung Wayang Pangalengan, berupa danau disebut Situ Cisanti. Kurang lebih ada lima mata air yang mengalir dari lereng barrat gunung ini, kemudian membentuk situ sebagai hulu Ci Tarum. Alirannya melalui Cekungan Bandung, kemudian bergerak ke utara, ditangkap oleh tiga waduk besar. Diantaranya Saguling, Cirata dan Jatiluhur di Purwakarta.
Akibat perubahan tata guna lahan sepanjang DAS Ci Tarum, menyebabkan terjadinya penururunan luas kawasa hutan, peningkatan kawasan pertanian sangat pesat (Tukayo, 2011). Dampaknya terlihat jelas bahwa kerusakan di DAS berdampak langsung dengan kondisi lingkungan di wilayah pesisir. Fluktuasi debit aliran sungai Ci Tarum dibagian hulu sangat tinggi telah menimbulkan banjir di musim hujan serta menyebabkan kekeringan dan kegagalan panen di musim kemarau (Diah, 2013). Dilain pihak erosi di daratan menyebabkan sedimentasi di pesisir dan menimbulkan berbagai dampak pada lingkungan perairan pesisir (Giresse et al., 2013). Sedimentasi di pesisir menyebabkan pendangkalan perairan pesisir, menyebabkan perluasan daratan (tanah timbul) di sekitar muara sungai, serta berdampak negatif terhadap produktivitas perikanan di pesisir.