Berada di perbukitan, ditepi jalan penghubung Bandung-Sumedang, tepatnya di kampung Seulareuma, Pasanggrahan Baru, Sumedang Selatan, Sumedang. Karena bentuknya berupa batuan yang tiang dan tegak, disebut  Cadas Nangtung, dalam bahasa Indonesia adalah batuan tegak berdiri. Sesuai dengan bentuknya berupa struktur kolom, dengan rata-rata tingginya mencapai 4 hniga 7 meter. Membentuk sudut poligonal, dengan lingkar diamternya antara 50-70 cm.

Berupa perbukitan yang disusun aliran lava, membentuk struktur kekar kolom. Sumber lavanya belum bisa ditentukan, tetapi bila melihat kembali peta geologi Lembar Bandung memperlihatkan hasil kegiatan letusan gunungapi. Tepatnya adalah berasal dari kompleks G. Kareumbi.

Terbentuk demikian saat aliran lava dari kegiatna letusan efusif gunungapi, membeku dalam waktu yang sangat singkat. Menyebabkan terjadinya kontraksi pada batuan, membentuk kolom-kolom sesuai arah pendinginannya (permukaan).

Ada beberapa dugaan pemanfaatan batuan sebagai sumber daya alam, digunakan untuk kebutuhan keagamaan tertentu. Mengingat bentukan-bentukan seperti ini dimanfaatkan oleh peradaban megalitik untuk kebutuhan pemujaan. Seperti Gunung Padang di Campaka Cianjur, atau Batu Jahim di Ciamis, Batukorsi, Garut selatan dan beberapa lokasi lainya.

Batuan tersingkap saat ini adalah hasil kegiatan penambanga, dilakukan oleh CV. Stone House Gunung Pasir Reungit. Saat ini kegiatannya telah berakhir, karena berkaitan dengan perjanjian kontrak pemilikan lahan dan ijin penambangan dari pemerintah daerah.

Namun bukan berarti kegiatan penambangan selesai, bisa saja dimasa yang akan datang hadi kembali. Dngan demkian kegiatan penambnagan tersebut mengancam hilangnnya situs bumi ini.

Kekar kolom tegak di Pasir Reungit, Sumedang