Setelah melewati puncak pass Puncak Eurad, Cupunagara, Lembang, Kabupaten Bandung, terlihat bentang alam yang dihiasi perbukitan landai membentuk pagar alam. Bentuknya berupa gawir terjal dengan punggungannya membentuk setengah lingkaran, terbuka ke arah utara. Itulah bagian dari dua kaldera luas, terbentuk jauh sebelum kaldera Sunda di sebelah baratnya. Kaldera Cibitung berada di sebelah baratnya, dengan penarikan umur berdasarkan perhitungan K-Ar adalah kurang lebih 59 Ma atau sekitar Paleosen Akhir untuk Kaldera Cibitung, sedangkan Kaldera Cupunagara di sbelah timurya, sekitar 36,9 Ma (Utoyo, H. dkk., 2004).
Selepas Puncak Eurad ke arah utara, jalan kontrol perkebunan peninggalan Hindia Belanda mengarah ke sekitar desa Cibitung. Di dasar kaldera ini akan terlihat gawir-gawir yang nyaris tegak di sebelah selatan, dan terbuka ke arah utara.
Di sebelah selatannya dipagari oleh beberapa kerucut, diantaranya Pasir Waspada dan Puncak Eurad berdampingan di sebelah baratdaya. Kemudian di sebelah barat sedikit ke utara di wilayah Subang, terlihat puncak Gunung Lingkung +1529m dan Gunung Pamoyanan +1517m. keudian di sebelah utaranya lebih landai dan terbuka, hanya dicirikan oleh beberapa tinggian saja, diantaranya Pasir Batulawang +1121m di sebelah utara bersanding dengan Desa Cibeusi, dan Pasirmuncang +1121m.
Di sebelah timurlaut-timur, ditempati oleh tinggian Gunung Geulis yang menjadi jalan lintas Bukanagara-Darmaga Subang. Jalan tembus tersebut terlihat mengikuti kontur punggungan, kemudian melandai di Pasir Bedil +1065m bagian dari Desa Sukakerti Subang. Pada saat ini telah dilakukan pelebaran jalan dan pengaspalan, direncananakan menjadi jalur alternatif penghubung antara Subang melalui Darmaga hingga ke Bukanagara, hingga tembus ke Maribaya Bandung. Jalan tersebut telah diperlebar dari Darmaga hingga Pasir Bedil, kurang lebih 5 km, dengan memangkas dinding perbukitan agar gradien jalan bertambah. Namun di beberapa tempat, terjadi longsoran yang diakibatkan oleh kerentanan dan gradien lereng yang masih terjal dan disusun oleh batuan vulkanik tua yang meloloskan air.
Salah satu ciri sistem vulkanik tua adalah belum terkosolidasinya endapan material, disusun perselingan tuf, lava dan piroklastika. Umur yang sangat tua, menyebabkan erosi terjadi sangat kuat, sehingga membentuk relief-relief yang halus menandakan pelapukan sudah terjadi sejak lama. Kehadiran kaldera Cibitung-Cupunagara, dipengaruhi oleh sistem sesar Cimandiri dan sistem Sesar Baribis.
Bila berjalan mengikuti jalan utama Bukanagara-Darmaga, akan melalui Desa Bukanagara. Dari desa ini, kemudian mengarah ke sebelah timur, mengikuti jalan makadam perkebunan teh. Dalam waktu kurang lebih setengah jam berjalan kaki, akan menemui bentuk kerucut soliter yang berdiri tegak diantra dinding kadera Cupunagara. Bentukan tersebut adalah kerucut Gunung Orem+1322m , Cisalak Subang.