Disebut Gua Lauk, terletak dialiran sungai Cisawarna, Kampung Selaawi, Desa Sawarna Timur, Kecamatan Bayah, Lebak Banten. Menurut keterangan pa Asep, pemandu lokal, bahwa aliran sungai Cisawarna terbelah dua, salah satunya masuk ke dalam bawah tanah, membentuk aliran sungai di bawah permukaan tanah. Aliran sungai lainya mengalir terbuka, kemudian bergabung kembali di kampung Selaawi. Masyarakat memanfaatkan aliran sungai ini untuk pengairan sawah, dengan membendung dan dilalirkan melalui sistem irigasi, yang dibangun swadaya masyarakat. Mulut gua berbentuk vertikal, kurang lebih tinggi 8 meter dan lebar bagian bawah, 5 meter, di mulut pintu ditemui ruang bertinkat berupa chamber dengan luar 60 meter dan tinggi 7 meter. Pergerakan berdiri tegak, berjalan kaki, didominasi aliran sungai bawah tanah, dengan ketinggian antara 20 hingga 30 cm, dipenuhi lumpur hasil sendimentasi.
Dalam perjalanan menuju lokasi, kendaraan diparkir dipinggir jalan, kemudian dilanjutkan berjalan kaki 2 kilometer, melalui perbukitan, hamparan sawah dan penyebrangan sungai Cisawarna. 200 meter menjelang mulut gua, ditemui gamping berlapis dan miring 45 derajat dari barat ke timur, mendandakan pergerakan yang dipicu oleh tektonik. Dalam penelurusan ini didapati lorong gua yang lurus, kemudian dijumpai pula gallery dan chimney. Ornamen gua diantaranya staglaktit, staklamit, straw, dripstone, micro gourdam hingga kolom yang mulai bersatu. Penelusuran kurang lebih hingga kedalaman 500 meter, dengan bentukan lorong memanjang dengan local base level (batas air tanah) antara 20 hingga 40 cm pada saat musim kering. Menurut pa Asep, warga lokal, gua menyempit hingga menemui lorong sempit, kurang lebih 1000 meter. Hingga kini belum ada data yang bisa melengkapi kebutuhan speleleologi.