Pendakian dari sisi selatan bisa ditempuh dari pintu gerbang Balai Taman Nasional Gunung Halimun-Salak/TNGHS. Treking dimulai dari Javana Spa Cidahu. Jalur jalan setapak yang dilalui menembus vegetasi khas tropis, berupa pohon tegakan dan tumbuhan perdu yang menghiasi selama pendakian. Jarak pendakian kurang lebih 4 km, ditempuh dalam waktu dua jam.

Jalur pendakian lainya bisa ditempuh dari arah barat, melalui Pasir Reungit, Gunung Bunder, dengan kondisi jalan yang telah dilapisi batu. Diperkiran merupakan jalur kontrol pada masa kolonial. Dalam perjalanan akan ditemui papan Hekto Meter, alat ukur jarak yang dibuat oleh TNG Halimun-Salak. Kurang lebih setelah menyeberangi beberapa anak sungai, dengan lebar 2 meter, pemandangan sedikit terbuka. Disambut oleh bau belerang, mendandakan sebentar lagi akan tiba di kawah. Kawah Ratu adalah kompleks kawah G. Salak berada di Gunung Sari, Pamijahan, Kabupaten Bogor.

Kawah tersebut memiliki luas sekitar 100 hektar, didominasi batuan yang telah terlaterasi. Ditemui beberapa bualan lumpur panas, fumarola dan gas solfatara yang menghiasi komplek kawah Ratu. Di tengah-tengah kawah dipotong oleh sungai dengan suhu dingin, kemudian bertemu dengan sumber mata air panas. Di sebelah utara dari kompleks kawah ini didapati situ (danau) hiang yang diperkirakan merupakan cekungan hasil kegiantan letusan gunungapi. Saat ini terisi air meteorik dan membentuk danau kawah yang dikelilingi vegetasi perintis seperti Cantigi.

Gunung Salak merupakan gunung api strato tipe A, dengan karakter letusan freatik di kawah pusat dan letusan samping, letusan yang terjadi pada daerah lereng gunung api. Letusan freatik terjadi apabila terjadi akumulasi tekanan uap air yang sangat kuat d bawah permukaan bumi yang melebihi daya tahan dari lapisan permukaan tanah di atasnya. Akumulasi uap air bisa terbentuk akibat sentuhan secara langsung atau tidak langsung aliran air dengan magma. Puncak tertinggi (Puncak Salak I) menurut Hartmann (1983) adalah puncak berusia tertua. Puncak Salak Dua berketinggian 2.180 m dianggap tertua kedua. Selanjutnya muncul Puncak sumbul dengan tinggi 1.926 m.

Didapati sejumlah kawah aktif berada di lereng gunung. Kawah terbesar disebut Kawah Ratu dan merupakan kawah termuda. Dalam komplek kawah ini terdapat beberapa kawah, Kawah Paeh, Kawah Hirup. Semenjak tahun 1600-an, tercatat beberapa kali letusan; 1668, 1699, 1780, 1902, 1903 dan 1935. Letusan terakhir yang terekam adalah tahun 1938, berupa letusan freatik yang terjadi di kawah Cikuluwung Putri.

Gunung Salak adalah salah satu gunungapi aktif yang masih memiliki potensi letusan gunungapi. Sehingga aktivitasnya terus dipantau melalui Pos Pengamatan Gunungapi di Cigombong, Kabupaten Bogor.