Mendirikan museum sekaligus sebagai tempat tinggal di Desa Kubangdeleg, Kecamatan Karangwareng, Kabupaten Cirebon. Museum Karya Budaya Sakti ini didirikan dengan cara swadaya, tanpa mendapatkan bantuan dari pihak lain. Lahir di Sindanglaut, Cirebon, 6 September 1951. Menuntaskan Sekolah Dasar di Sindanglaut, Sekolah Menengah Atas di Karangsuwung, dan melanjutkan SMA di tempat kelahirannya. Selepas SMA melanjutkan ke Sekolah Penjenang Kesehatan Bogor, kemudian menduduki sebagai petugas kesehatan. Menjadi kepala Puskesmas di Sindanglaut, sekaligus sebagai petugas kesehatan di lingkungan Pemerintah Daerah Cirebon. Dalam perjalanan pelayanan kesehatan, mengharuskannya melakukan perjalanan pelayanan dinas kesehatan ke beberapa pelosok Cirebon Selatan. Disela tugasnya, ia sering bertulang ke beberapa lokasi yang diperkirakan terdapat beberapa bentukan-bentukan batuan yang dibentuk alami. Diantaranya dalam rangka mencari batu suiseki, batu unik hingga lebih spesifik ke pencarian fosil purba. Kegemaran ini telah ia tekuni sejak 1973, dilingkungan desanya, seperti di daerah sepanjang perbukitan yang membentang dari Kecamatan Palimanan, Sumber, Beber, Sedong, Waled, hingga di perbatasan Kabupaten Kuningan. Lokasi pencarian ini ia singkat menjadi “Cibening” Cirebon, Brebes dan Kuningan. 1974 ia menemukan fosil kerbau purba utuh di bukit Combera, Cirebon yang kini disimpan di Museum Jawa Barat. Namun menurut penuturannya fosil tersebut tidak sudah tidak ada. Hingga kini koleksi temuannya tersebar di beberapa tempat, termasuk di museum Pangeran Cakrabuwana Cirebon di Sumber, Cirebon, hingga beberapa kolektor dan museum yang baru saja di kelola oleh Kantor Kecamatan Waled, Cirebon. Kini di Museum Karya Budaya Sakti milik pribadi, diperkirakan terdapat ribuan koleksi, diantaranya sueseki, fosil mamalia, fosil muluska, hingga benda arkeologi dan antik.