Karel Frederik Holle (1829-1896) adalah seorang Belanda pemilik perkebunan di Garut, yang juga diangkat menjadi penasehat pemerintah Hindia Belanda. Holle sangat berminat terhadap bahasa dan kesusastraan pribumi, khususnyabahasa Sunda, karena ia pernah bertugas di daerah Priangan Timur. Sahabat sekaligus murid Holle adalah Muhamad Musa, seorang pejabat pribumi di Limbangan, Garut, yang banyak menghasilkan karya sastra dalam bahasa Sunda. Selain sebagai pejabat kolonial dan peneliti budaya, Holle juga terkenal sebagai juragan perkebunan teh Cikajang Garut.
Monumen ini mulanya dipasng di Alun-alun Garut, memasuki pendudukan Jepang kemudian dihilangkan. Diduga dikubur untuk mengilangkan jejak kolonialisme di dataran tinggi Garut. Melewati masa kemerdaan, turunan Holle sengaja bertandang ke Garut, untuk meminta mengembalian mounumen ini pada tempatnya. Kemudian dipilihlah penempatannya di perkebunanTeh Giri Awas, tempat Holle dahulu bekerja pada masa itu.