Kota Rantepao ibu kota Kabupten Toraja Utara, dikelilingi oleh perbukitan dan pegunungan. Disebelah utaranya adalah tinggian gunungapi yang berhadapan dengan perbukitan terlipat. Diantaranya punggungan perbukitan karst yang memanjang utara selatan Formasi Toraja, membentuk punggungan di dataran tinggi Rantepao. Batuannya disusun oleh batugamping numulit dan batugamping terhablur ulang, sebagian tergerus (Tetr), Formasi Toraja, Anggota Rantepao. Membuktikan bahwa Rantepao dan sekitarnya merupakanlingkungan laut, dicirikan dengan kehadiran gugusan koral yang tumbuh dilingkungan marine pada masa lalu. Seiring waktu kemudian diangkat oleh kegiatan tektonik, kemudian tersingkap didaratan menjadi batuan karbonat. Kemudian membentuk benteng alam yang memanjang mulai dari Enrekang di bagian selatan hingga Toraja Utara.

Di sebelah timur-utara terlihat pegunungan morfologi bergelombang, membentuk puncak-puncak gunung. Diantaranya G. Rantemario 3440 m dpl., disebelah timur kemudian, G. Tondok 1209 m dpl., dan G. Sesean 2150 m dpl. terbentuk akibat kegiatan tektonik yang membentuk perbukitan perlipatan dengan sumbunya utara-selatan. Disusun oleh batuan gunungapi Lamasi (Lamasi volcanic rock).

Dataran tinggi yang berada di lereng sebelah selatan Rantepao adalah G. Sesean (2150 m dpl.). Dari lerengnnya dapat menyaksikan dataran tinggi Tana Toraja hingga Latimojong di sebelah timur. Dalam peta Geologi Lembar Mamuju (Ratmat drr., 1993),  disusun oleh tuf, lava dan breksi gunungapi bersusun andesit-dasit setempat dengan sisiapn batupasir gampingan dan serpih (Toml). Umur Oligosen Akhir-Miosen Awal. Gunungapi yang terbentuk sejak sebagian Sulawesi Selatan meninggalkan Sundaland, disebut pemekaran dasar samudera.

Sebagian besar lereng G. Sesean dimanfaatkan menjadi lahan pertanian yang subur, pesawahan luas karena airnya yang melimpah. Panoramannya menawan saat matahari akan beranjak terbit, membentuk kabut yang menyelimuti kota Rantepao. Warga menyebutnya negeri di atas awan. Diantara bongkah-bongkah lava hasil kegiatan letusan G. Sesean, digunakan untuk menempatkan erong (kubur batu). Sistem religi masyakarat Toraja yang menempatkan pemakaman di benda mati, seperti batu volkanik, batugamping hingga batang pohon.

Dataran tinggi Mentirotiku, Batutumongga di kaki G. Sesean. (c)Deni Sugandi
G. Sesean diselimuti kabut, dilihat dari Rantepao. (c)Deni Sugandi