Jajaran perbukitan karst yang terlihat memanjang timur-barat, bersanding dengan jalan utama provinsi Bandung-Cianjur. Perbukitannya khas karst, yang dicirikan dengan puncaknya bergerigi tajam. Menandakan hasil kegiatan erosi atau karstifikasi, oleh air meteorik. Disebut juga proses pelarutan dibatuan karbonat, membentuk ornamen gua dan fitur eksokarst.
Dari kenampan bentangalamnya, merupakan perbukitan yang memanjang. Lerengnya terjal hampir tegak, dari sisi utara dan selatannya, kemudian sedikit melandai ke arah Cilampegan. Menandakan hasi kegiatan tektonik, berupa perbukintan sinklinal.
Karang Hawu, disebut juga tebing Hawu adalah fitur alam yang menawan. Eksokarstnya mementuk seperti jembatan alami (natural arch bridbe), khas hasil kegiatan karstifikasi. Membentuk perbukitan terlipat, ke arah baranya ditempati Pasir Pabeasan. Berbedan dengan Karang Hawu yang telah masuk kedalam Kawasan Bentang Alam Karst, melalui Surat Keputusan Energi dan Sumber Daya Mineral RI, Nomor 1830 K/40/MEM/2018, Tentang Penetapan KBAK Kabupaten Bandung Barat.
Luasnya 91,36 Hektar, di Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat. Dokumen bisa diunduh di https://mypatriot.id/patgtl/dokumenpublisview/417 berisi executive summary atau ringkasan sngkat Usulan penetapan Kawasan Bentang Alam Karst Citatah Kabupatne Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat.
Di sekitar Karang Hawu didapati sumber mata air, diantaranya di Kampung Pamuncatan, Gunung Hawu dan Pabeasan. Airnya mengalir ke Situ Ciburuy, dan dilaporkan debit airnya sangat berkurang, seiring dengan kegiatan pengambangan pabrik-pabrik pengguna air disepanjang Kampung Pamuncatan, Desa Ciburuy. Termasuk sumber mata air yang mengairi sawah di sekitar Kamun Cidadap (sebelah selatan Karang Hawu), mengalami penurunan debit mata air. Terjadi seiring dengan kegiatan tambang di segmen Karang Hawu-Pabesan.