Bila berdiri di tengah cekungan Bandung, kemudian memandang ke arah selatan akan melihat jajaran perbukitan dan pegunungan. Diantaranya bentuk khas yang mirip seperti perahu terbalik, yaitu Gunung Malabar. Bentuk demikian menandakan kegiatan letusan yang terjadi berkali-kalai, kemudian meninggalkan bentuk kerucut yang tersebar dibagian puncaknya.
Dibagian depannya berjajar punggungan perbukitan dengan sumbu barat-timur, membentang membatasi Cekungan Bandung bagian selatan. Punggungan perbukitan tersebut merupakan kelompok batuan terobosan yang berumur Plistosen. Diantaranya adalah Gunung Kromong Timur dengan umur 3.34 juta tyl, dan Gunung Kromong Barat 2,28 juta tyl. (Sunardi dan Koesoemadinata, 1999). Bahkan Silitonga (1973) mengelompokan ke dalam Formasi Beser (Tmb), disekitar wilayah Baleendah dan Ciparay. Puncak-puncak perbukitan ini antara lain Gunung Kromong (908 m), Geulis (1151 m), Pipisan (1071 m), dan Bukitcula (1013 m). Pada umumnya, bentang alam perbukitan ini tersusun oleh batuan gunung api tua umur Tersier (Bronto drr., 2006).
Perbukitan tersebut membentang dari barat di batas Pameungpeuk-Baleendah, dan berakhir di sebelah timur sekitar Ciparay. Disegmen Baleedah didapati kuari (tambang terbuka) galian kelas C. Galian batu andesit yang dimanfaatkan untuk kebutuhan pondasi bangunan. Lokasinya tepatnya ditepi jalan Adipati Ukur, menghubungkan Ciparay ke Baleendah.
Masyarakat menyebutnya Gunung Batu, sesuai dengan hasil sumber daya alam yang dihasilkannya. Tambang ini telah dikerjakan setidaknya sejak 20 tahun yang lalu, menggunakan bantuan alat berat. Namun saat ini pengerjaanya terhenti, beralih ke sebelah selatan yang dikerjakan oleh PT. Rahmanindo.
Dibekas tambang batu Gunung Batu, tersingkap dengan baik kekar kolom. Kekar tersebut terbentuk ketika magma membeku didekat permukaan, kemudian terjadi proses pendingan yang sangat cepat. Dengan demikian terjadi penyusutan (kontraksi), membentuk kolom-kolom heksagonal, disebut coloumnar joint, atau kekar kolom. Strukturnya tegak, sesuai dengan arah pendinginan.
Saat ini keberadaan tambang tersebut tidak aktif, kemungkinan berkaitan dengan permasalah ijin penambangan. Sehingga terbengkalai berupa lapanga sisa penambangan, kemudian dimanfaatkan menjadi lapangan olahraga oleh masyarakat.