Dinding tegak yang memperlihatkan batuan karbonat berlapis. Ditemui di Pasir Cikamuning, Padalarang, Kab. Bandung Barat. Bentang alamnya berupa perbuktan yang mamanjang dengan lereng yang tegak (terjal) di bagian utara. Kemudian menjadi landai ke arah selatan, didapati endapan material gunungapi api, kegiatan letusan G. Sunda-Tangkubanparahu antara 500.000 hingga 10.000 tahun yang lalu. bergeser ke arah timur, bentuk alamnya terjal. Ciri khas jajaran perbukitan karts yang telah mengalami proses tektonik. Perbukitan sinklinal, terlipat-lipat dan seriring waktu terosi kuat. Perbukitannya terjal baik di sisi utara maupun di sebelah selatannya.
Masyarakat menyebutknya Pasir Karang yang didominasi oleh batu kapur, hasil kegiatan pengendapan ulang (rework) dan beberapa tempat merupakan batugamping terumbu. Secara umum batu kapur atau batuan karbonat diendapan dilingkungan laut, meliputi daerah laut dangkal dan beberapa laut dalam yang masih bisa ditembus oleh sinar matahari. Syarat pengendapan batuan karbonat terbetuk pada lingkungan laut dengan temperatur yang hangat, tenang dan cukup cahaya matahari. Kondisi demikian sangat ideal terbentuknya batuan karbonat yang terjadi saat kondisi lautan di bumi sedang tenang. Terjadi pada umur Oligosen hingga Miosen, seperti yang dijumpai pada wilayah tropis hingga subtropis diantaranya adalah jajaran perbukitan karst Citatah Padalarang.
Tagog Apu yang bermakna membakar apu/kapur dalam bahasa daerah, menunjukan bahwa di daerah ini memang marak kegiatan penambangan batu kapur. Kegiatan eksploitasi telah ada sejak kolonial Belanda. Ditandai dengan hadirnya beberapa pabrik pembakaran kapur, kemudian mulai redup menjelang masa kemerdekaan. Untuk mempermudah distribusi hasil tambang, kolonial membuat jaringan jalur kereta api yang menghubungkan Padalarang ke Cianjur. Pada masa pengelolaan PT KAI. tahun 2013 berhenti beroperasi karena masalah teknis. Diantaranya lokomotif BB yang mengalami kesulitan suku cadang, penurunan kualitas infrastruktur dan kekurangan subsidi dari pemerintah.