Uraian tentan kota di atas dataran tinggi, dituliskan oleh seorang porfesor geografi. Anton Willem Nieuwenhuis, menggambarkan sejarah singkat kota Bandung dari penguasa Kabupaten Bandung masa penguasaan Mataram. Tulisan berjudul Iets Uit
Bandoeng’s Verleden, diterjemahkan sesuatu dari masa lalu kota Bandung. Ditulis dalam majalah Indie, tanggal 20 April 1921.

Penggambaran yang jelas tentang Bandung kontemporer secara tidak sengaja membangkitkan keinginan untuk mendapatkan wawasan tentang masa lalunya. Asal-usul kabupaten ini terkait erat dengan pemukiman Belanda di pantai utara. Pada saat itu Sultan Ageng dari Mataram yang terkenal menguasai Preangerland (kota priangan) dan salah satu penguasa di sana, Dipati Ukur, memerintahkan orang-orang Sunda untuk mengusir Belanda dari pemukiman baru mereka, jika memungkinkan dengan cara yang mengejutkan.

Sebagaimana diketahui, upaya ini gagal, seperti halnya pengepungan kota Batavia yang dilakukannya pada tahun 1628 dan pengepungan pada tahun 1629, terutama di bawah Temanggoeng Baoeraksa dari sisi laut. Di sini ia tidak mendapat dukungan umum sehingga Baoeraksa, untuk merehabilitasi dirinya dengan sultan, berhasil, setelah perjuangan yang sengit, menangkap Dipati Ukur dan beberapa kepala suku lainnya dan membawa mereka ke Mataram.

Nasib yang menimpa mereka di sini menjelaskan ketakutan mereka untuk menghadap sultan setelah mengalami kekalahan.Menurut sumber asli yang diterbitkan oleh Karei Holle, Dipati Oekoer dibalsem, demang Sangata dibungkus dengan idjoek dan dibakar, Temanggoeng Batoelajang direbus, ngabehi Joedakerti digantung di pintu gerbang dan setiap orang yang lewat akan memotongnya, hingga ia mati. Selanjutnya, oemboel-oemboel Tjihaoer-manangél, Medang sasigar, Koeripan dan Segara-herang diinjak-injak hingga mati. Kesetiaan mereka membuat wilayah Ukur dibagi di antara mereka bertiga pada tahun 1641.

Kekuasaan Mataram di Preangernam merosot pada paruh kedua abad ke-17 dan digantikan oleh kekuasaan VOC, yang menurut perjanjian tahun 1677 dengan Mataram menguasai wilayah barat dengan Ci Tarum (sungai) sebagai perbatasannya.Sejak tahun 1681, residen Cheribon bertindak sebagai tuan dan penguasa atas para bupati di sebelah timur; pada tahun 1684 ia mengangkat seorang bupati dari Bandung, di antaranya.

Pada tahun 1686 Kompeni mencapai kesepakatan dengan para sultan Cirebon, di mana mereka melepaskan hak-hak mereka atas Preanger sepenuhnya. Mataram tidak melakukan hal itu sampai perjanjian tahun 1705. Kabupaten Bandung langsung berada di bawah Batavia sampai Daendels menyelesaikannya pada tahun 1808.

Hingga saat itu, ibu kota yang sekarang bukanlah tempat kedudukan bupati, melainkan Dajeuhkolot yang berada di bagian selatan di muara Ci Kapundung. Daendels memerintahkan pemindahan kediamannya ke arah utara, ke jalan pos yang dibangunnya pada saat itu, di mana Bandung kemudian terbentuk. Dengan demikian, gubernur jenderal yang energik ini menjadi pendiri kota yang menjanjikan banyak hal untuk masa depan.