Dalam haribaan kabut pagi sekitar satu jam setelah matahari terbit terlihat lembahan yang memanjang. Berarah timur ke barat yang diselimuti kabut, dan ronanya sebagian lereng terjal dan di bagian landainya ditata oleh perkebunan rakyat. Secara perlahan kabut sirna oleh terpaan sinar matahari yang datang dari balik Gunung Tangkubanparahu, menyibakan bentang alam memesona di bawah haribaan Gunung Burangrang yang megah.
Kerucut Gunung Burangrang kian jelas seiring matahari membumbung tinggi. Tubuhnya melebar dari timur ke barat dengan lebar dasarnya kurang leibh 4 kilometer. Kakinya membentuk segitiga sama sisi, seperti menaungi Desa Tugumukti, Cisarua, Lembang. Sedangkan di fasies distalnya ditoreh oleh lembah yang dalam, hasil erosi kuat masa lalu. Wilayah ini merupakan endapan tefra vulkanik berlapis-lapis, bukti kedahsyatan letusan kelas plinian. Disusun oleh pirollastik, berupa batuapung hingga pasir kasar dan halus, sebagai bukti hasil letusan PraSundan dan Sunda yang dimulai 126.000 tahun yang lalu (Dam, 1996). Dalam lini masa pembentukan kaldera Sunda-Tangkubanparahu, Gunung Burangrang merupakan hasil letusan kerucut samping, dari proses pembentukan PraSunda dan Sunda.
Di dasarnya mengalir dua sungai yang berasal dari dinding Kaldera Sunda. Sungai Selagiri, dan Ci Layung. Kedua sungai tersebut kemudian bertemu membentuk satu aliran Ci Meta, mengalir membelah sekitar Ngamprah, Cipatat. Dalam jaraknya yang singkat bertemu dengan Ci Pogor di sekitar Cikarangmulya, Pasirhalang, kemudian bermuara di Waduk Saguling, disekitar Cipatat, atau sebelah utara Jembatan Ci Tarum, Cipatat, Kabupaten Cianjur.
Hulu Ci Meta ini berawal dari Gunung Burangrang sebelah selatan, sekitar Tugumukti, Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Dalam sejarahnya, sungai ini merupakah sisa aliran lama Ci Tarum, sebelum ditutup oleh material letusan Gunungapi Sunda sekitar 105 ribu tahun yang lalu (Dam, 1996). Ci Meta segmen di Padalarang-Ngamprah, merupakan aliran lama Ci tarum, sebelumnya berbelok ke arah utara, kemudian ditimbun material aliran lahar letusan Gunungapi Sunda (Bachtiar, 2004).
Saat ini lembahan tersebut diusahakan menjadi wilayah perkebunan rakyat, menandakan tanahnya subur dari hasil pelapukan abu gunungapi, letusan berkali-kali Sunda-Tangkubanparahu. Di dasar lembahnya ditoreh oeh sungai-sungai bersih dari mataair di bagian hulu Gunung Burangrang, mengalir ke arah barat dan bertemu dengan waduk Cirata.