Sebuah gerbang, dibuat warga untuk memperingati hari ulang tahun Republik Indonesia tahun 2024. Umurnya sudah satu tahun, sejak tulisan ini dibuat. Tulisannya tampak lusuh dan pudar, menandakan waktu telah menelan warna merah putih. Di bagian bawahnya tertulis Gang Zeni, Kampung Sukamanah, RT 05 RW 09, Rancaekek.

Dari mulut gang ini, kemudian berjalan ke arah barat, sejauh 350 meter. Di ujung jalan beton,berakhir di pemakaman warga Rancabatok, Rancaekek Kulon, Kabupaten Bandung. Jumlah makamnya tidak terlalu banyak, sehingga bisa ditafsirkan bahwa lokasi ini merupakan pemakaman warga yang tidak terlalu lama umurnya. Kemungkinan karena lahan yang tersedia cukup luas, kemudian dibuat menjadi fasilitas umum. Sedangkan sekelilingnya adalah sawah yang sudah ada sejak abad ke-19.

Peta lama lembar Rantjapalat (1908), menggambarkan situasi sekitar Rancaekek timur. Dari peta tersebut merupakan hamparan sawah yang luas, menempati sebagian besar Rancabatok hingga ke arah selatan, dibatasi Ci Padurangkong, dan Ci Tarik. Kedua sungai tersebut kemudian bermuara ke Ci Tarum, sekitar Telukpeusing. Saat ini disebut Bojongemas, Solokanjeruk.

Dari makam warga, kemudian dilanjutkan ke arah barat melalui pematang sawah. Sejauh mata memandang, sawah ini seperti hamparan hijau hingga batas cakrawala. Keberadaan sawah bisa diambil dari data luas Rancaekek, mencapai 43,29 km persegi atau sekitar 4,329,50 Hektar. Beberapa sungai masuk ke dataran aluvial ini, diantaranya Ci Tarik, Ci Keruh yang datang dari utara, kemudian Ci Mande yang mengalir dari barat ke timur.

Di tengah-tengah sawah tersebut, didapati struktur bangunan, Satu-satunya bangunan yang berada yang dikepung sawah. Jaraknya sekitar 430 meter dari kuburan warga. Dilalui melewati pematang sawah. Luas lahannya sekitar 21506 meter persegi atau sekitar 2.15 Hektar, membentuk bujur sangkar. Sedangkan luas bangunnanya sekitar 65 meter persegi, berupa rumah tapak.

Dari keterangan warga, sebelumnya terdapat jalan penghubung selebar 3 meter menuju bangunan tersebut. Bahkan diceritakan bisa dilalui kendaraan roda empat. Akibat warga membutuhkan lahan, jalan tersebut telah menjadi bagian dari sawah. Kemungkinan terjadi pasca kemerdekaan, menjelang perang sipil di Indonesia. Bisa ditelusuri dari konflik penguasaan lahan, terutama pada saat pasca pemberontakan partai kiri sekitar 1965.

Petak-petak sawah di bagian struktur bangunan ini berorientasi/memanjang barat ke timur, sedangkan struktur bangunan berarah barat daya-timur laut. Bisa diduga, lahan seluar 2.15 Hektar merupakan bagian dari struktur bangunan tersebut, kemudian dikonversi menjadi sawah kemudian. Struktur bangunan membentuk kubus, dengan beberapa lubang berjajar di tengah-tengah tembok. Diperkirakan berperan sebagai jendela, tanpa menggunakan bingkai atau kaca. Lubangnnya seukuran 30 x 30 cm, terdapat pada setiap sisi dinding.

Pintu terbuka ke arah timur, tertutup dinding dan diakses melalui celah antara dinding tersebut. Tinggi bangunan sekitar 4 meter, tidak didapati struktur kerangka besi atau penyangga lainnya. Sehingga bentuk atap atau bahan yang digunakan tidak diketahui. Disusun oleh batako, dengan ukuran panjang 40 cm, dan lebar 20 cm. Batako berongga, disusun berlapis dua (dobel), menghasilkan dinding tebal. Dari bahan dan ukuran, menandakan bahwa bangunan ini untuk kebutuhan militer. Dicirikan dengan lubang-lubang di dinding, diperkirakan digunakan sebagai lubang senjata.

Hingga kini warga tidak pernah mengetahui, fungsi dan kapan struktur bangunan itu dibuat. Seorang warga yang ditemui hanya bisa memberikan komentar, kalau bangunan tersebut sudah ada sejak jaman Belanda (kolonial).

Bila mengaitkan dengan konteks zaman. Sekitar awal tahun 1927, di sisi sebelah timur berdiri radio penerima atau Ontvangsten Rantja Ekek Indisch Noordwijk Radio. Kemudian ke arah utaranya, pernah hadir lapangan terbang militer. Kurang lebih di sekitar 4,5 Km ke arah timur laut sekitar Cipasir, Rancaekek.

Sehingga bisa diduga bahwa struktur bangunan tersebut dibangun untuk kebutuhan keamanan militer, dengan tujuan bisa sebagai batas luar fasilitas objek vital saat itu.