Perjalan dari Ciparay ke arah Pacet, melalui kelas jalan kabupaten. Mendaki mengikuti kontur lereng G. Malabar di sebelah baratnya. Menjelang Arjasari, pemandangan bersalin rupa sawah terang yang bertangga, dibelah oleh Ci Tarum. Kemudian di sebelah baratnya adalah milik lereng G. Malabar. Di Lereng perbukitan ini dahulu ditempati perkebunan the milk juragan perkebunan Rudolf A. Kerkhoven (1820-1890). Dari hutan gunung lebat, diganti menjadi hamparan perkebunan teh. Namun jelang memasuki perang kemerdekaan, diganti menjadi perkebunan kina yang lebih menjanjikan saat itu. Bahkan memasuk hampir 90 persen kebutuhan dunia saat itu. Namun nasibnya sama seperti unggulan perkebunan sebelumnya, Pascakemerdekaan jumlah perkebunan menurun drastis. Turun akibat digantikan oleh obat sintetik yang lebih murah dan efektif. Dilaporkan, pada saat kedatangan Jepang, sebagian besar tanaman kina ditebang untuk digantikan oleh palawija.

Tepat di sekitar perbukitan Cibeureum, Kertasari. Akibat digunakan untuk perkebunan sayur, menyibakan bentukan unik. Berupa parit yang berbentuk lingkaran lonjong yang tertutup. Menempati bagian puncak perbukitan ini, memanjang utara-selatan. Bentuknya seperti ditata sedemikian rupa, menyerupai tanggul atau benteng yang dibangun untuk tujuan tertentu. Bentuknya jauh dari hasil kegiatan alamiah, namun mencirikan hasil kegiatan manusia.

Tanggul dengan lebar 1-2 meter ini membentuk lingkaran dengan diameter beragam. Di bagian puncak perbukitan, terdapat lingkaran yang lonjong dan memanjang utara-selatan. Sedangkan di bagian sebelah timurnya, didapati lingkaran yang lebih luas. Dari perkiraan sederhana dengan menggunakan pengukuran di google maps, menempati bidang lahan sekitar 50 hektar lebih, dengan lingkaran sekitar 3 km. Hingga kini belumlah ada penelitian yang mengungkapkan bentuk alam tersebut, sehingga menarik untuk digali lebih dalam.